Archive for 2010
Tektonika Lempeng adalah teori dalam bidang geologi yang menjelaskan tentang pergeseran bumi (litosfer bumi).Teori ini menggantikan Teori Pergeseran Benua pada abad ke-20 dan konsep seafloor spreading pada tahun 1960-an.
Lapisan Litosfer dibagi menjadi beberapa lempeng-lempeng tektonik (tecttonic plates). Terdapat 7 lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer menumpang di atas astenosfer. Lempeng- lempeng tersebut bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik dengan cara menjauh (divergen), bertubrukan (konvergen), transform (menyamping). Di daerah sepanjang batas lempeng umumnya terjadi kegiatan seperti gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudra.
Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Teori Tektonika Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) dikemukakan oleh Alfred Wegener (1912). Alfred Wegener mengungkapkan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepeaskan benua-benua dari inti bumi seperti "bongkahan es" dari ganit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Beberapa tahun kemudian dibuktikanlah teori yang dikemukakan oleh geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti teori bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan pergerakannya.
Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya (terdapat pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956).
Sebenarnya teori tersebut termasuk dalam teori ekspansi bumi. Namun lebih mengarah pada teoi Tektonika Lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading) sebagai konsekuensi pergerakan vertikal seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Kon G. Mason menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan veritikal batuan yang baru.
1. PRINSIP-PRINSIP UTAMA
Prinsip kunci tektonika lempeng adalah bahwa litosfer terpisah menjadi lempeng-lempeng tektonik yang berbeda-beda. Pergerakan lempeng biasanya bisa mencapai 10-40 mm/a (secepat pertumbuhan kuku jari) di Mid-Atlantic Ridge, ataupun mencapai 160 mm/a (secepat pertumbuhan rambut) di lempeng Nazca.
Dua lempeng akan bertemu di sepanjang batas lempeng, yaitu daerah di mana aktivitas geologis umumnya terjadi seperti gempa bumi dan pembentukan kenampakan topografis seperti gunung, gunung berapi dan palung samudra. Kebanyakan gunung berapi yang aktif di dunia berada di atas lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pasifik ring of Fire) di lempeng Pasifik yang paling aktif dan dikenal luas.
2. JENIS-JENIS BATAS LEMPENG
3 Jenis batas Lempeng :
a) batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault).
b) Batas divergen / konstruktif (divergent / constructive boundanes) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain.
c) Batas konvergen / destruktif (convergent / destructive baundaries) terjadi jika 2 lempeng bergeseran mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bwah yang lain , atau tabrakan benua (continental collision) jika ke-2 lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, dimana potongan lempeng yang terhujam mengandung banyak bersifat (hidrat) (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amrika Selatan dan Busur Pulau Jepang (Japanese Islan Arc).